Home >> >>
Gara-gara Foto Pelukan dengan Jokowi, Harjono Ditolak Tim Prabowo
Jumat , 15 Aug 2014, 18:10 WIB
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI Jimly Asshidiqie memimpin sidang kode etik Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) di Jakarta, Kamis (14/8). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim kuasa hukum Prabowo-Hatta, Razman Arif protes dan keberatan jika mantan hakim Mahkamah Konsitusi (MK) Harjono memberikan keterangan sebagai saksi ahli KPU di sidang Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Lantaran Harjono dituding pro calon presiden nomor urut dua, Joko Widodo.

"Kami menemukan foto Pak Harjono dengan Pak Joko Widodo. Ini ada kaitannya dengan pengambilan sumpah, sebab KPU adalah lembaga yang independen," kata Razman sambil menunjukkan bukti foto dalam sidang DKPP, di Aula Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (15/8).

Dalam foto tersebut, terlihat Jokowi dan Harjono berpose sambil berangkulan. Jokowi menggunakan kemeja putih sementara Harjono berbaju batik. Namun, dalam foto tersebu juga tampak beberapa orang lainnya. Diduga foto tersebut diambil di sebuah acara yang dihadiri banyak orang.

"Bagaimana bisa saksi ahli yang dihadirkan KPU ada kaitannya dengan presiden yang ditetapkan KPU. Beliau ahli, tapi dihadirkan KPU yang harusnya independen," ujar Razman dengan nada bicara cukup tinggi.

Ketua DKPP Jimly Asshidiqie selaku pimpinan sidang menjawab, yang akan memberikan penilaiah terhadap keterangan ahli adalah majelis hakim DKPP. Saksi ahli yang dihadirkan Pengadu, Teradu, ataupun Pihak Terkait bisa siapa saja. Selama memiliki keahlian dan relevansi dengan perkara yang disidangkan.

"Bisa saja, boleh (Harjono memberikan kesaksian), nanti kami yang menilai. Anda kan juga menghadirkan saksi ahli yang ternyata tim pasangan calon nomor satu," ujar Jimly.

Razman masih belum puas dengan jawaban Jimly. Dia bersikeras KPU menghadirkan saksi ahli yang netral. "Baiklah yang mulia, kalau begitu kami mohon keberatan kami ini menjadi pertimbangan bagi yang mulia," sambungnya.

Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Ira Sasmita
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar