PDIP: Tahun 2009 Kami Banyak Didikte
Senin , 03 Feb 2014, 21:35 WIB
Republika/ Tahta Aidilla
HUT PDIP Ke-41

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pertimbangan Pusat (DPP) PDIP belum memutuskan partai mana yang akan menjadi mitra koalisi mereka pada Pemilu Presiden (pilpres) 2014. PDIP masih berkonsentrasi memenangkan Pemilu Legislatif (pileg) 2014.

"Kita konsentrasi untuk memenangkan pileg biar tidak tersendara seperti Pemilu 2009," kata Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP, Arief Wibowo kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (3/2).

PDIP belajar banyak dari pengalaman Pemilu 2009. Arief mengatakan saat itu PDIP hanya kekurangan tiga persen suara pileg untuk bisa mengusung capres sendiri. Ketika jalan koalisi diambil, PDIP merasa terlalu banyak persyaratan yang diajukan mitra koalisi. "Bukan tidak mau bergabung tapi tidak mau didikte," ujarnya.

Arief menyatakan sampai saat ini DPP baru membahas partai yang kira-kira cocok diajak berkoalisi. Namun pembahasan itu belum menjadi keputusan final partai. "Dengan siapa belum ada sampai kesimpulan," katanya.

PDIP berharap bisa menembus angka presidential thereshold pada Pileg 2014. Dengan begitu mereka merasa bisa lebih mandiri dalam menentukan capres-cawapres. "Kalau kita menang mandiri kita bebas," ujarnya.

Arief tidak menjelaskan partai mana yang dia maksud banyak mendikte PDIP saat Pemilu 2009. Yang jelas saat itu PDIP berkoalisi dengan Gerindra dalam Pilpres 2009. "Begitu kita kurang suara nanti kita didikte. 2009 didiktenya macam-macam," ujar Arief.

Redaktur : Nidia Zuraya
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar