REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad untuk menjadi calon pendamping Prabowo Subianto dalam pilpres menguat belakangan ini. Namun, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai langkah itu tidak pas.
"Karena posisi Samad sebagai Ketua KPK aktif," ujar Qodari, saat dihubungi, Kamis (20/3).
Ia melihat, wacana Prabowo untuk menggandeng pimpinan KPK yang masih aktif dapat menimbulkan penilaian lain terkait kerja yang dilakukan lembaga antirasuah.
Karena KPK merupakan lembaga yang sangat penting dan strategis. Serta mendapat kepercayaan dari masyarakat. Ketika ada sinyal Samad untuk terjun ke dunia politik, dikhawatirkan akan berpengaruh pada kepercayaan masyarakat terhadap penanganan kasus di KPK.
Apalagi yang bersentuhan dengan aktor politik. "Nanti penanganan kasus dikaitkan upaya untuk menggembosi," kata dia.
Memang, kata Qodari, secara kualitatif Samad merupakan figur menarik. Apalagi dengan latar belakang lembaga yang memerangi korupsi. Isu yang sangat relevan sekarang ini.
Namun, ia menilai, ada sisi kontroversi ketika Ketua KPK aktif disebut terjun ke dunia politik. "Ada kontroversi di sana, yang masih aktif itu repot," ujar dia.