REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menetapkan tiga skema dalam membangun koalisi pada pemilu 2014. Pertama kesamaan visi, cita-cita, dan harapan membangun Indonesia ke depan.
"Prioritas programnya apa saja yang akan dijadikan dasar dalam membangun koalisi atau tidak," kata Wakil Ketua Umum DPP PPP Lukman Hakim Saifuddin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (21/3).
Dia menjelaskan skema kedua, apakah figur bakal capres atau bakal cawapres representatif. Bahwa program-program tersebut bisa terlaksana dengan baik.
Ketiga, menurut dia, seberapa besar dukungan agar semua program bisa terealisasikan. "Tidak hanya mendapat dukungan parpol sebesar 20 persen. Namun dukungan publik harus didapatkan," ujarnya.
Lukman menilai, isu mengenai koalisi antara partainya dengan PDIP baru sebatas wacana. Namun belum secara resmi diusung.
Namun, menurut dia, PPP sudah membangun komunikasi politik dengan PDIP dan partai lain. "PPP membangun komunikasi dengan partai-partai lain, termasuk dengan PDI-P," katanya.
Dia mengingatkan, saat ini semua parpol belum secara resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait capres. Sehingga berita yang berkembang hanya sebatas wacana.
Dalam Mukernas PPP bulan lalu, Jokowi masuk dalam sembilan nama yang diusung 24 DPW sebagai bakal capres. Delapan nama lain di antaranya adalah Suryadharma Ali, Jusuf Kalla, Jenderal Moeldoko, Ihsan Noor, Khofifah Indar Parawansa, Yeni Wahid, Abraham Samad, dan Din Syamsuddin.