REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo mengatakan, jika sudah dibahas di internal PDIP, ia akan disodori tiga nama terkuat.
Jokowi mengatakan tokoh yang akan menjadi calon wakil presidennya nanti harus memiliki chemistry dengannya. "Yang paling penting itu ada chemistry dan saling melengkapi," kata pria yang masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta tersebut, Jumat (11/4).
Dia mengatakan, pasangan capres dan cawapres harus memiliki kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi. Misalnya, karena Jokowi senang blusukan ke lapangan, maka dia mencari cawapres yang senang mengurus hal administratif di dalam kantor.
Begitupun dari latar belakang pendidikan. Jokowi menginginkan cawapres dengan latar belakang yang berbeda dengan dia. "Kombinasi yang berbeda itu bagus. Jadi sebuah kekuatan yang saling melengkapi," ujarnya.
Meski sudah mematok kriteria sendiri untuk 'pasangannya,' Jokowi mengatakan bahwa proses seleksi cawapres tetap berada di partai. Saat ini, ujar dia, tim di internal partai berlambang banteng tersebut masih menggodok kriteria yang diinginkan PDIP untuk seorang cawapres. "Minggu depan juga sudah keluar kriteria-kriterianya," kata suami Iriana ini.
Apabila kriteria sudah ditentukan, selanjutnya partai akan mencari sosok yang memenuhi persyaratan tersebut. Setelah menyeleksi kandidat-kandidat yang ada, barulah tiga nama yang dianggap paling kuat disodorkan pada Jokowi sebagai pengguna.
"Semua harus dihitung plus minusnya. Karena ini bukan hanya masalah menang atau tidak menang di pilpres. Justru yang paling penting usai pilpresnya nanti," kata capres yang mendeklarasikan diri pada 14 Maret 2014 lalu ini.