Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri bersama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) membeberkan tentang konsep seorang calon wakil presiden (cawapres) yang menjadi pendamping calon presiden (capres) Joko Widodo atau Jokowi pada Pemilu 2014.
"Konsep dasar pertamanya ialah, presiden itu kan manusia dia pasti punya kelebihan dan kekurangan. Maka seharusnya seorang cawapres itu harus mampu mensinergikan antara kekurangan dan kelebihan capres kami," kata Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Tubagus Hasanudin, di Kota Bandung, Ahad (13/4).
Konsep yang kedua, lanjut Tubagus, seorang cawapres yang akan mendampingi capres Jokowi harus memiliki proyeksi pembangunan selama lima tahun ke depan di bidang sosial, politik, ekonomi dan pertahanan keamanan. "Proyeksi dia untuk lima ke tahun ke depan harus jelas. Kemudian masalah poltik luar negeri. Sehingga kita butuh pasangan yang bisa sinergi, mampu membawa bangsa kepada sejahteraan dan kemajuan," kata dia.
Menurut dia, PDI Perjuangan tidak ingin menyebut kata koalisi pada Pemilu Presiden 2014 yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 Juni mendatang. "Kita ingin melihat sistem presidensial sehingga kami menyebutnya bukan koalisi tapi kerjasama untuk membangun bangsa dan negara," ujarnya.
Selama ini, lanjut Tubagus, jajaran pengurus di tingkat DPP PDI Perjuangan telah melakukan silahturahmi kepada tokoh parpol lainnya dalam rangka kerja sama Pemilu Presiden 2014. "Pendekatan dengan tokoh lain, seperti kemarin Pak Jokowi kan sudah bertemu Pak ARB dan hasilnya, Pak ARB menyatakan akan tetap jadi capres. Kemudian dengan Pak Surya Paloh juga sudah," katanya.