REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai politik (parpol) Islam dan parpol nasionalis berbasis massa Islam belum ada tanda-tanda untuk berkoalisi atau membangun poros tengah jilid 2 usai Pileg 2014. Pakar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, mengatakan menegaskan poros tengah jilid dua hanya impian belaka.
"Parpol-parpol Islam lebih merasa nyaman bergabung dengan partai nasionalis. Pasalnya, ego para pimpinan partai Islam terlalu tinggi," kata Ikrar saat dihubungi //Republika Online (ROL)//, Ahad siang (13/4).
Pimpinan parpol Islam, ujar Ikrar, juga tidak mau menerima tokoh Islam lain sebagai pimpinan koalisi karena ego yang terlalu tinggi.
Peneliti The Habibie Centre (THC), Bawono, mengataka parpol Islam cenderung bersikap realistis dalam menghadapi pemilu presiden. "Mereka lebih mengutamakan untuk merapat kepada salah satu dari tiga partai nasionalis dengan perolehan suara terbanyak," papar Bawono.
Berdasarkan hitung-hitungan di atas kertas, kata dia, peluang untuk menjadi pemenang pemilu presiden lebih besar jika berkoalisi dengan salah satu dari tiga partai nasionalis teratas.