REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Barat Tb Hasanuddin mengendus adanya penggelembungan suara yang dilakukan secara sengaja di tingkat bawah. Dia mengaku mengantongi bukti adanya kecurangan tersebut.
Hasanuddin menyebutkan, dalam perhitungan di salah satu tempat pemungutan suara (TPS), total suara yang seharusnya 35 ditulis 45 dalam kolom jumlah suara. Ia mengaku telah menyimpan rekap suara tersebut untuk dijadikan bukti bila diperlukan.
"Kita hitung satu-satu jumlahnya 35 tapi ditulis 45. Kita tidak sebodoh yang dibayangkan," katanya dalam keterangan resmi di Kantor DPD PDIP Jabar di Jalan Pelajar Pejuang Kota Bandung, Ahad (13/4).
Saat ditanya kecurangan tersebut dari daerah mana dan parpol apa, Hasanuddin enggan membeberkannya. Dia hanya menyebutkan bahwa bukti itu ada. "Kami pegang buktinya," katanya dengan mengangkat beberapa lembar rekapitulasi suara yang dimaksud.
Dikatakan Hasanuddin, kecurangan dengan skala yang massif dalam pemilu kali ini belum ditemukan. Tetapi dia meyakini kecurangan tidak seperti yang terjadi dalam Pemilu 2009. Dia mengatakan, kecurangan di Pemilu 2009 sangat banyak ia temukan.
Dia menambahkan, salah satu hal yang juga menjadi perhatiannya adalah saling 'sikut' antar caleg di internal partai. Perebutan kursi di internal partai menjadi persaingan sendiri antar caleg dalam satu partai. Diakui Hasanuddin, fenomena ini terjadi di semua partai politik.
Dia menjelaskan, saling 'sikut' untuk berebut kursi dari satu partai ini tidak berdampak pada perolehan suara parpol lain. Tetapi, hal ini bisa mengakibatkan perseteruan di antara caleg satu parpol.
"Kalau nanti ditemukan caleg dari PDIP yang seperti itu, akan kami beri sanksi. Bahkan bisa saja masuk pidana," ujarnya.