Golkar Diminta Realistis Usung Cawapres Saja
Ahad , 20 Apr 2014, 19:00 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menggunakan hak pilih di TPS 32, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Eksekutif Political Communication Institute (Polcomm) Heri Budiyanto menyarankan Partai Golkar perlu realistis mengusung cawapres saja dalam Pemilu Presiden dan Wapres 9 Juli 2014.

"Lebih baik Golkar mendukung capres dari koalisi partai dan mengambil posisi cawapres saja," katanya pada diskusi "Dinamika Internal Partai Jelang Pilpres" di Jakarta, Ahad (20/4). Heri Budiyanto menyebutkan terdapat empat nama yang layak dimajukan sebagai cawapres Partai Golkar yakni Priyo Budi Santoso, Jusuf Kalla, Akbar Tandjung, dan Luhut Panjaitan.


Ia menegaskan sebaiknya Golkar belajar dari Pemilu Presiden pada 2004 dan 2009 yang mengajukan calon presiden tetapi kalah telak dibandingkan calon dari partai lain. "Mereka adalah partai yang pertama kali mengusung konvensi tetapi hasil konvensi tidak menang dalam Pilpres 2004. Pada 2009, Ketua Umum yang juga Wakil Presiden Jusuf Kalla juga kalah. Sekarang Ketua Umum Aburizal Bakrie, elektabilitasnya pun tak tinggi," katanya.

Ia menunjukkan hasil survei Polcomm per 3 April, bakal capres PDIP Joko Widodo masih tertinggi dengan elektabilitasnya 31 persen dan Prabowo dengan elektabilitas 19 persen sedangkan Aburizal Bakrie hanya enam persen. Jika Golkar tetap mengajukan Aburizal Bakrie, sangat sulit mengalahkan Joko Widodo maupun Prabowo. "Namun kalau akan tetap mau ngotot mencalonkan Ical tentunya yang tahu kader Golkar sendiri,'' katanya.

Ia menegaskan Golkar harus cermat berhitung dengan memunculkan kader-kader internal sebagai cawapres resmi yang diusung oleh partai berlambang beringin itu.


Sementara politisi senior Golkar Zainal Bintang mengatakan bahwa kader Golkar berpikir bahwa lebih baik mengajukan cawapres saja dibandingkan mengajukan capres tetapi kalah. Kalau dipaksakan maju, kata dia, Aburizal dipastikan akan kalah.


Dalam Rapimnas Golkar mendatang, menurut Zainal, akan ada adu argumentasi soal turunnya suara Golkar.
Perolehan suara Golkar yang tidak mencapai target, katanya, terkait dengan kinerja Aburizal Bakrie jadi mau tidak mau akan tersentuh evaluasi.

"Jika memaksakan diri maju sebagai capres dari Golkar maka Golkar akan kehilangan posisi untuk? memenpati kursi RI 2," katanya.

Redaktur : Joko Sadewo
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar