'Tak Mudah Bentuk Poros Koalisi Keempat'
Sabtu , 26 Apr 2014, 13:59 WIB
Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) bersama petinggi partai menyanyi bersama seusai saat rapat umum Partai Demokrat di Jakarta, Kamis (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini muncul tiga poros koalisi selepas pemilu legislatif. Poros koalisi ini dipimpin PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Gerindra, yang diperkirakan menduduki posisi tiga besar dari hasil pemilu.

Belakangan ini muncul kembali wacana poros koalisi keempat yang akan dipimpin Partai Demokrat. Partai berlambang bintang mercy ini dianggap masih mempunyai potensi mengumpulkan partai menengah lain untuk mengusung calon presiden (capres).

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai kemungkinan koalisi keempat itu memang terbuka. "Walaupun, menurut saya, poros keempat ini belum tentu mudah terealisasi," ujar dia, selepas acara diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (26/4).

Yunarto melihat, ada kendala yang merintangi pembentukan poros keempat pimpinan Partai Demokrat. Salah satu kendala itu ada pada tokoh yang akan menjadi capres.

Menurut dia, capres poros keempat ini setidaknya harus mempunyai peluang untuk bersaing dan menang dengan capres koalisi lain yang sudah ada, seperti Joko Widodo, Prabowo Subianto, dan Aburizal Bakrie. "Itu tidak ada dalam sebelas nama peserta Konvensi (Partai Demokrat)," kata dia.

Kendala lainnya, menurut Yunarto, adalah ego masing-masing partai menengah. Ia mengatakan, semuanya merasa dalam posisi sederajat.

Menurutnya, ego ini yang akan menyulitkan untuk bersatu dan menentukan sosok yang akan diusung dengan menyerahkan kursi capres atau cawapres. "Itu tidak mudah ketika koalisi terbangun diantara partai yang elektabilitasnya hampir mirip," ujar dia.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Irfan Fitrat
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar