Sekjen PKS: Prabowo Paling Serius Ajak Koalisi
Ahad , 27 Apr 2014, 13:10 WIB
Republika/Agung Supriyanto
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta memberikan keterangan kepada wartawan saat penghitungan suara pemilihan umum di pusat tabulasi suara nasional pemilu 2014 di Gedung PKS, Jakarta, Rabu (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi antara Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hampir mendekati kenyataan. Itu setelah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengirimkan surat permintaan untuk menggandeng PKS sebagai mitra koalisi.

Sekretaris Jenderal PKS Taufik Ridho mengatakan, surat tertulis yang dibuat Prabowo atas permintaan Ketua Majelis Syuro Hilmi Aminuddin. Pertemuan Prabowo dan Hilmi di Lembang, Bandung, Rabu (23/4) lalu, mencapai beberapa kesepakatan. 

"Surat tertulis Pak Prabowo atas permintaan Ustaz Hilmi ini sudah dibacakan dan dibahas dalam rapat Majelis Syuro PKS," kata Taufik usai rapat Majelis Syuro PKS ke-12 di Jakarta, Ahad (27/4).

Menurut dia, anggota Majelis Syuro sudah membaca surat permintaan koalisi secara resmi dari Prabowo. Hanya saja, keputusan koalisi akan diambil setelah penghitungan manual KPU selesai dilakukan. Setelah jumlah kursi DPR diketahui, kata dia, baru pembahasan koalisi dilakukan.

"Jawaban permintaan koalisi akan diputuskan dalam rapat Majelis Syuro mendatang, yang jadwalnya belum ditentukan," ujar Taufik. 

Setelah itu, Majelis Syuro akan membentuk tim kecil yang bertugas melanjutkan komunikasi dengan calon partai yang diajak koalisi.

Taufik mengungkap, Ketua Umum Anis Matta selain bertemu dengan Prabowo, juga sudah berdiskusi dengan Aburizal Bakrie dan Wiranto. Kendati begitu, menurut dia, Ustaz Hilmi langsung merespons ajakan Prabowo lantaran dinilai paling serius mengajak PKS.

"Intinnya, kita memiliki visi yang sama (dengan Gerindra) untuk memajukan bangsa dan negara," kata dia.  

Redaktur : Hazliansyah
Reporter : Erik Purnama Putra
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar