REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desakan sejumlah pengurus DPP Hanura agar Hary Tanoe (HT) mundur dan keluar partai dinilai tak berdasar. Caleg DPR RI Hanura dari daerah pemilihan Sulawesi Utara, Hendrik Kawilarang Luntungan meminta agar kader Hanura tak saling menyalahkan.
HT didesak agar keluar dari Hanura, karena dianggap paling bertanggung jawab atas rendahnya perolehan Hanura pada Pemilu 9 April lalu.
"Semua caleg telah bekerja dengan maksimal, tapi inilah politik dan akan selalu ada hal-hal yang diluar perkiraan," ujar Hendrik, Sabtu (3/5).
Menurut dia, semestinya yang dilakukan seluruh kader Partai Hanura adalah saling menyatu dan memikirkan untuk kebaikan dan kemenangan partai pada pemilu yang akan datang.
Hendrik menyesalkan pernyataan Yuddy Chrisnandi yang mendesak HT keluar dari Hanura. Ia menilai desakan itu tidak pada tempatnya. Sikap Yuddy dinilai Hendrik tidak melambangkan seorang politisi muda yang mengerti etika.
"Masuknya HT ke Partai Hanura jelas sebagai niat yang tulus dalam membangun bangsa dengan segala idealismenya, jika hanya mementingkan usaha pribadi, mudah bagi HT bergabung dengan partai yg memiliki survey tertinggi dan bukan terendah," tegasnya.
Hendrik malah menganjurkan agar Yuddy dan Krisnanto-lah yang mundur dari Hanura. Menurut dia, jika bukan karena HT mungkin Hanura jauh dari lolos Parliamentary Threshold.
"Sebaiknya mereka berdua belajar etika politik dulu, memalukan jika tokoh politik kita tidak paham etika apalagi tidak tahu berterima kasih," tegasnya.
Menurut dia, Bapilu yang dipimpin HT adalah perwakilan partai dan tentu seluruh keputusan, baik strategi maupun keputusan lainnya telah disetujui oleh Ketua Umum Wiranto.