Kyai Munif Minta Jokowi Kembalikan Unsur TNI Polri ke Politik
Ahad , 04 May 2014, 16:13 WIB
Edi Yusuf/Republika
Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Pengasuh Pondok Pesantren Girikusumo Demak, Munif Muhammad Zuhri menerima kedatangan calon presiden (capres) PDIP, Joko Widodo (Jokowi), Ahad (4/5). Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup, Kyai Munif berharap Jokowi bisa mengembalikan unsur TNI dan Polri ke dunia politik.

"Kyai Munif mengusulkan agar ada utusan golongan fraksi TNI dan Polri di MPR," kata Ketua DPP PKB, Marwan Jafar yang menjadi juru bicara Kyai Munif di Pondok Pesantren Girikusumo, Kabupaten Demak, Ahad.

Upaya mengembalikan TNI dan Polri ke dunia politik tidak perlu dikhawatirkan bakal membelenggu demokrasi. Sebab kata Marwan, Kyai Munif berharap ada perubahan format agar kehadiran TNI dan Polri di dunia politik tetap menjunjung azas demokrasi. Betapapun, menurut Kyai Munif TNI dan Polri ada tiang negara. "Seperti bapak dan ibu," ujarnya.

Selain itu Kyai Munif menurut Marwan juga berharap agar negara memperhatikan kesejahteraan anggota TNI dan Polri. Termasuk para veteran yang telah nonaktif. "Yang ikut berjuang Irian Barat, di Timor Timur, semuanya ikut berjuang harus ditingkatkan kesejahteraannya dan diperhatikan betul oleh pemerintah," kata Marwan.

Kyai Munif yang juga Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Jawa Tengah juga berharap Jokowi membenahi ekonomi Indonesia. Jangan sampai ekonomi Indonesia menjadi liberal dan terjebak ke pasar bebas. Dengan begitu upaya pemerataan kesejahteraan bisa lebih optimal.

Usai bertemu Jokowi, Kyai Munif memang tidak terlalu banyak bicara. Dia hanya mendoakan wartawan agar bisa menjalankan kerja jurnalistik yang mendorong persatuan dan kesatuan bangsa. "Saya cuma mau doa buat jurnalis yang ada di sini mudah-mudahan bisa memberikan warna yang mendorong kesatuan dan persatuan bangsa ini," ujar Kiyai.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar