REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi antara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Partai Gerindra tidak akan dibangun setengah-setengah. Juru bicara PKS Mardani Ali Sera mengungkapkan, PKS tidak akan berkoalisi hanya dengan Partai Gerindra, tetapi juga calon presiden Prabowo Subianto.
"Jadi semuanya kita bicarakan bersama," jelas Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, saat dihubungi, Ahad (11/5). Dia menyatakan koalisi yang dibangun sangatlah mendasar. Menurutnya, PKS dan Gerindra akan menginventarisir persoalan masa lalu yang belum terselesaikan. "Kami juga ada. Akan disatukan nantinya," imbuh Mardani.
Dia menjelaskan, koalisi yang dibangun bukanlah pembagian kekuasaan. Justru itu adalah persoalan nomor seribu. "Yang lebih utama adalah kebersamaan dalam melangkah. Bukan hanya di parlemen, tapi juga pemerintahan," imbuhnya.
Kebersamaan ini harus menjadi kekuatan memperbaiki bangsa menjadi lebih baik. Wujud nyatanya adalah program kemasyarakatan yang dapat memperbaiki kehidupan mereka. "Kami ingin hal yang seperti ini dimaksimalkan," imbuhnya.
Mardani menyatakan koalisi kali ini sangat berbeda dengan sebelumnya. "Tidak transaksional," imbuhnya. Koalisi menurutnya adalah keselarasan dalam melangkah demi menggapai kemajuan dalam berbangsa dan bernegara.
PKS sempat bergabung dengan koalisi besar pimpinan Partai Demokrat pada Pemilihan Presiden 2009 lalu. Ketika itu, PKS mengklaim jika koalisi hanya dilakukan dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono, bukan Partai Demokrat.
Oleh karena itu, PKS pun merasa tidak memiliki kewajiban untuk menjalin koalisi dengan partai berlambang mercy itu di parlemen. Hal ini terlihat dari beberapa sikap PKS yang bertentangan saat parlemen membahas kasus Bank Century dan ketika PKS menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).