KAMMI: Koalisi Pilpres Harus Utamakan Kepentingan Bangsa
Selasa , 13 May 2014, 01:16 WIB
KAMMI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengimbau agar koalisi pilpres tidak mengabaikan kepentingan bangsa untuk menjaga kedaulatan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam rilisnya, KAMMI meminta partai-partai agar mengedepankan kepentingan bangsa dalam merumuskan koalisi dan menentukan capres-cawapres.

Ketua Umum Andriyana menyampaikan kekhawatirannya bila koalisi dan penentuan capres-cawapres tidak mengedepankan kepentingan Bangsa Indonesia. “Bila partai-partai abaikan kepentingan bangsa dalam merumuskan koalisi dan capres-cawapres maka pemilu presiden kita hanyalah basa-basi yang menghantarkan Indonesia dalam jurang keterpurukan”, ujar Andriyana.

Andriyana menambahkan bahwa dua agenda kepentingan bangsa yang harus didahulukan para partai sebelum menentukan arah koalisi, yakni kepentingan menjaga kedaulatan NKRI dan mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. “Tanpa kedaulatan dan kesejahteraan, ASEAN Economic Community akan menjadi musibah yang membuat kita kembali terjajah dan tidak memiliki kedaulatan”, kata Andriyana.

Ketua Bidang Kebijakan Publik PP KAMMI Arif Susanto menambahkan bahwa persoalan kedaulatan adalah persoalan utama yang harus menjadi perhatian bersama. Pemimpin Indonesia harus siap menjaga dan menguatkan kedaulatan bangsa yang mencakup kedaulatan territorial, kedaulatan ekonomi, kedaulatan energidan kedaulatan pangan. Tanpa empat kedaulatan ini, menurut arif, Indonesia hanya akan menjadi santapan besar kepentingan Asing.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Mohammad Akbar
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar