Calon Presiden Rhoma Irama memberikan keterangan pers di kediamannya di Pela Mampang, Jakarta, Senin (14/4). (Republika/Aditya Pradana Putra)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedangdut, Rhoma Irama memprihatinkan sikap PKB yang mengabaikan efek dari ketokohan Rhoma Irama sebagai magnet elektoral. PKB pada pileg kali ini berhasil mendulang lebih dari sembilan persen, sekitar dua kali lipat dari perolehan suara 2009 lalu.
"Tentu disini ada Rhoma effect, tapi tidak diakui," jelas Rhoma, di Jakarta, Jumat 16/5). Dia menyatakan sudah bekerja keras membantu peningkatan perolehan suara Rhoma. Kampanye yang dihadiri Rhoma dipastikan membetot perhatian masyarakat. Ribuan orang dipastikan hadir. Hal ini dinilainya menjadi magnet elektoral, karena promosi PKB berjalan maksimal.
Sayangnya, jelas Rhoma, PKB tidak menghargai hal tersebut. Selain itu, dirinya menilai tidak adalagi kesesuaian visi dan misi, serta orientasi politik. Rhoma yang sudah digadang menjadi capres PKB menyatakan menarik dukungan dari partai yang kini dipimpin Muhaimin Iskandar itu. "Rifori dan fans Soneta mencabut dukungan," imbuh Rhoma.
Sikap ini dinilainya menjadi pelajaran politik bagi dirinya. Dalam politik, imbuh Rhoma, tidak ada yang mustahil. Awal mulanya mendukung PKB, kemudian mengalihkan dukungan ke partai lain, adalah hal biasa. "Tidak mustahil," jelasnya.
Pihaknya mengimbau fans Soneta dan rifori di seluruh Indonesia untuk tidak bersikap brutal menyikapi hal ini. Semuanyya harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Erdy Nasrul Powered by Telkomsel BlackBerry®