Kandidat Sultan-Dahlan Bisa 'Ganggu' Jokowi
Ahad , 18 May 2014, 10:43 WIB
Sri Sultan Hamengkubuwono X

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gema koalisi Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrat yang semakin besar gaungnya diprediksi dapat "mengganggu" elektabilitas calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi) di wilayah jawa.

Pengamat politik The Habibie Centre (THC), Bawono Kumoro, menyatakan kandidat capres - calon wakil presiden (cawapres) hasil koalisi Partai Golkar dan Demokrat harus memiliki daya kejut dan potensi elektoral yang baik.

"Saya kira, jika Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X disandingkan dengan Dahlan Iskan, sebagai capres - cawapres Partai Golkar dan Demokrat, prospeknya akan baik. Pasangan ini dapat "mengganggu" suara capres PDIP, Jokowi, di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta," tutur Bawono saat dihubungi RoL, Ahad pagi (18/5).

Sri Sultan, papar Bawono, merupakan tokoh daerah sekaligus tokoh nasional yang memiliki basis massa yang mengakar kuat dan potensi elektoral baik. 

Jika Sri Sultan disandingkan dengan salah satu peserta konvensi capres Partai Demokrat berusia muda, seperti Gita Wirjawan atau Dahlan Iskan, maka akan memiliki daya kejut dan potensi elektoral yang sangat baik.

Pembentukan poros ketiga oleh Partai Demokrat dan Golkar memang baik dalam sistem demokrasi. Jadi, jelas Bawono, pilihan publik tidak hanya terpusat kepada capres PDIP, Jokowi, atau capres Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto.

Namun untuk dapat menarik perhatian publik, terang Bawono, pasangan capres-cawapres yang diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat jangan tokoh lama.

"Partai Demokrat tentu harus 'legowo' menjadi cawapres, karena suara Partai Golkar lebih besar ketimbang Partai Demokrat. Jadi, sudah sepatutnya kader Partai Golkar menjadi capres," ungkap Bawono. 

Sebaliknya, ujarnya, Partai Golkar pun harus mengusung tokoh selain Ketua Umum (Ketum)-nya, Aburizal Bakrie (ARB), sebagai capres jika ingin diperhitungkan dalam Pemilu Presiden 2014.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : C57
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar