Demokrat Sebut Poros Baru tak Mungkin Dibentuk
Senin , 19 May 2014, 16:34 WIB
Republika/Tahta Aidilla
Syarif Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat belum akan memberikan dukungan politiknya terhadap dua pasangan capres/cawapres yang sudah mendeklarasikan diri.

Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan partai berlambang bintang mercy itu berkeinginan mendengar platform dua pasangan bakal capres dan cawapres, khususnya di bidang ekonomi. "Begitu platform sudah jelas, kita bisa menentukan (arah koalisi)," ujar Syarief saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (19/5).

Hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat, kemarin, memutuskan untuk netral terhadap dua poros koalisi yang ada.  Syarief mengatakan keputusan tersebut bukanlah arahan, melainkan preferensi dari peserta rapimnas partai pemenang Pemilu 2009 ini. 

Ditanya soal kemungkinan Demokrat membentuk poros baru dengan Partai Golongan Karya, Syarief mengatakan, "Nggak ada. Sulit," kata menteri koperasi dan usaha kecil menengah tersebut. "Intinya sejauh ini preferensi kita netral," kata Syarief kembali menegaskan.

Sampai saat ini, telah dipastikan dua pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden yang akan berpartisipasi dalam Pemilihan Umum Presiden 9 Juli 2014. 

Kedua pasangan itu adalah Joko Widodo-Jusuf Kalla, yang diusung oleh koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Hati Nurani Rakyat.

Sementara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, diusung koalisi Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Persatuan Pembangunan.

Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Muhammad Iqbal
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar