Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) bersama petinggi partai menyanyi bersama seusai saat rapat umum Partai Demokrat di Jakarta, Kamis (3/4).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat menyatakan, pada saatnya akan menentukan sikap terkait pilpres. Yaitu memberikan dukungan kepada presiden terpilih yang melanjutkan dan memperbaiki program pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Arahan dukungan suara itu tentunya melalui mekanisme organisasi," kata Ketua Harian Partai Demokrat Syarif Hasan di Jakarta, Selasa (20/5).
Menurut Syarif, Demokrat memilih tidak bergabung dengan salah satu dari dua koalisi yang ada. Namun, meski pun tak bergabung secara formal, bukan berarti akan bersikap golput.
Syarif menjelaskan, suara kader akan diberikan pada pasangan capres-cawapres yang memiliki plaform serta visi dan misi yang sama dengan Demokrat.
"Mulai saat ini hingga usai pilpres pada 9 Juli mendatang, para kader Demokrat akan menyimak, mencermati, dan mempelajari program-program yang disuarakan pasangan capres-cawapres. Apakah menjadi solusi untuk mengatasi persoalan bangsa saat ini dan mendatang," tuturnya.
Menurut dia, Demokrat juga akan mengkritisi visi, misi, dan program dari kedua pasangan capres-cawapres selama kampanye pilpres 2014.
Sehingga akan diketahui mana janji program yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi persoalan bangsa. Kemudian mana yang justru dapat membahayakan bangsa.
Syarif menegaskan, Demokrat juga ingin memastikan mana pasangan capres-cawapres yang jika terpilih akan melanjutkan kebijakan dan program pemerintahan SBY. "Setelah ada kepastian dan bukan hanya janji-janji, maka Demokrat akan menentukan sikapnya," paparnya.