Jika Akhirnya Memihak, Demokrat Semakin Tak Dipercaya
Sabtu , 24 May 2014, 17:33 WIB
Aditya Pradana Putra/Republika
Simpatisan Partai Demokrat mengikuti kampanye terbuka di Lapangan Blok S, Jakarta, Ahad (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat menyatakan masih mungkin untuk memberikan dukungannya ke salah satu poros yang ada. Namun, jika itu terjadi, partai mercy itu dinilai tak konsisten dalam bersikap.

Pengamat politik Universitas Indonesia Maswadi Rauf mengatakan, sikap netral yang diambil Demokrat dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) harusnya merupakan final dan tak boleh berubah. Sebab, keputusan tersebut adalah sikap partai yang dipegang oleh masyarakat.

"Kalau kemudian mendukung salah satu pasangan, ya itu artinya tidak konsisten. Masyarakat semakin tidak percaya dengan Demokrat," katanya saat dihubungi, Sabtu (24/5). 

Guru besar ilmu politik UI itu menjelaskan, apa yang terjadi pada Demokrat saat ini adalah buntut dari keraguan dalam bersikap. Sikap netral itu dinilai bersayap dan tidak jelas arahnya. Apalagi kader diminta untuk tidak golput dalam pilpres 9 Juli mendatang.

"Katanya netral tapi tidak golput. Itu bagaimana? Apa dicoblos dua-duanya?," ujarnya.

Menurutnya, Demokrat sudah terlambat untuk bergabung dalam salah satu kubu pasangan capres-cawapres. Apalagi, alasan yang disampaikan elite terkait kemungkinan untuk mendukung salah satu calon juga dinilai tak logis. 

Demokrat mengatakan akan mendukung pasangan yang visi misinya melanjutkan program-program SBY dengan menunggu pemaparan capres. "Apakah dibutuhkan waktu sekian lama untuk melihat visi misi pasangan capres-cawapres yang sesuai program SBY? Itu mengada-ada saja," ujarnya.

Menurutnya, Demokrat harus mengambil sikap tegas terhadap setiap individu atau kader yang mendukung salah satu pasangan capres. Sebab bentuk dukungan itu sudah berarti tidak netral dan tidak sesuai dengan keputusan partai.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Nurpati mengatakan, masih mungkin memberikan dukungannya ke salah satu poros. Sebab partai besutan SBY itu memastikan untuk tidak golput dalam pemilihan 9 Juli nanti.

"Kami masih sangat mungkin ke salah satu pasangan. Kan sayang kalau 10 persen dibiarkan begitu saja. Ini kan politik," katanya

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : c30
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar