Gambar Calon Presiden PDIP Joko Widodo, dipasang didepan sepeda salah seorang pendukunggnya di Gedung KPU, Jakarta, Senin (19/5). Jokowi dan Jusuf Kalla adalah calon presiden dan wakil presiden yang diusung oleh empat partai, PDIP, Nasdem, PKB dan Hanura.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah relawan pendukung Joko Widodo (Jokowi) memasang spanduk bertuliskan melawan prahara. Mereka memasang itu di sejumlah titik di Jakarta.
Hal ini diprotes keras tim relawan Prabowo dan Hatta Rajasa. Ketua Tim Advokasi Prabowo-Hatta, Habiburrokhman menyatakan, spanduk itu adalah bentuk pelecehan terhadap dua insan yang digadang menjadi capres dan cawapres, yaitu Prabowo dan Hatta Rajasa. Dua nama itu dinilainya tidak bisa disebut prahara.
"Nama Prabowo dan Hatta Rajasa itu diberikan dengan ikhlas oleh kedua orang tua mereka. Jangan dihina," imbuh Habib, di Jakarta, Kamis (22/5).
Ia menyatakan tidak tinggal diam menyaksikan nama capres dan cawapres yang didukungnya dihina seperti itu. Karenanya, ia akan melaporkan hal tersebut ke Bawaslu. "Ini harus diproses, apakah masuk dalam pelanggaran etika kampanye, atau bahkan pidana. Kita akan proses," imbuhnya.
Sebutan prahara, jelas Habib, berkonotasi negatif, seperti bencana dan musibah. Hal itu tidak pantas dijadikan sebutan bagi capres dan cawapres yang diusungnya.
Relawan Joko Widodo dan Jusuf Kalla diminta menandatangani salah satu spanduk di Sekretariat Pusat Informasi Relawan, bertuliskan "Relawan Bersatu Melawan Prahara" dengan huruf besar-besar.
Prahara tersebut ditujukan kepada pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Mereka berbondong-bondong menandatangani spanduk tersebut hingga latar belakangnya yang berwarna putih penuh dengan guratan tinta. "Bersatu melawan prahara, kita menangkan Jokowi-JK," seru Virgie Baker selaku pembawa acara.