REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo menilai pernyataan Jusuf Kalla (JK) yang tidak menginginkan Joko Widodo (Jokowi) menjadi capres sebagai pernyataan spontan. Menurutnya pernyataan itu disampaikan JK saat Jokowi baru dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Pada prinsipnya pernyataan Pak JK spontan saat awal Pak Jokowi memimpin dan membenahi DKI Jakarta," kata Ketua tim sukses nasional pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) tersebut di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (26/5).
Tjahjo mengatakan pemikiran JK terhadap kemampuan memimpin Jokowi telah berubah seiring berbagai kebijakan yang dikeluarkan di Jakarta. Jokowi berhasil menunjukan kemajuan di ibu kota.
"Tentu setelah satu tahun lebih ada laporan kemajuan positif mulai dari pembangunan sarana, rumah kumuh, jalan, pemikiran Pak JK mulai berbeda," ujarnya.
Tjahjo menilai wajar apabila ada pihak yang berusaha mengungkit kembali pernyataan JK. Menurutnya setiap orang memiliki hak membuka kembali pernyataan pemimpin di masa lalu. "Pemimpin harus siap, Pak Jokowi dan JK," katanya.
Timses Jokow-JK tidak akan menggunakan strategi khusus menghadapi berita penolakan JK terhadap pencapresan Jokowi. Tjahjo menyatakan masyarakat memiliki hak menilai. "Saya kira tidak ada masalah," ujarnya.