Hatta Rajasa (kiri) berbincang dengan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung (kiri) saat mengunjungi kediaman Akbar Tanjung di Jalan Purnawarman, Jakarta Selatan, Ahad (25/5).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cawapres Koalisi Merah Putih, Hatta Rajasa menyesalkan maraknya kampanye hitam jelang pilpres 9 Juli 2014. "Saya gak suka kampanye hitam. Terus terang saja," ujar Hatta kepada Republika saat ditemui di kediaman pribadinya, Senin (26/5).
Sejak turun ke kancah perpolitikan nasional di awal masa reformasi, ia mengaku, tak pernah membuat kampanye hitam. "Sama sekali gak pernah," kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu.
Intensitas kampanye hitam memang terus menunjukkan peningkatan jelang pilpres. Sebagai contoh, penggunaan materi isu pelanggaran HAM untuk menyerang bakal capres Koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto. Atau penggunaan materi isu keyakinan beragama yang dianut capres PDI Perjuangan, Joko Widodo.
Ditemui wartawan di kediamannya kemarin, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tanjung mengimbau agar seluruh pihak menghindari kampanye hitam. Sebab, tidak memberikan pembelajaran konstruktif di bidang politik bagi masyarakat dalam pilpres mendatang.
"Tentu, kita ingin membangun suatu kehidupan politik, demokrasi yang terbuka dan akuntabel," ujar Akbar.
Menurutnya, kampanye positif diperlukan agar dalam menentukan pilihannya nanti masyarakat memperoleh informasi yang rasional dan objektif. "Tidak dipengaruhi informasi yang sering kali menyesatkan. Itu harus kita jaga karena agenda ini memang lima tahunan. Tapi kita punya kepentingan agar kualitas demokrasi kita makin baik, makin meningkat," kata Ketua DPR periode 1999-2004 tersebut.