REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasar survei yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) disebutkan mayoritas warga NU lebih memilih pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) ketimbang Prabowo Subianto-Hatta Rajasa jika Pilpres digelar saat ini.
Pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti melihat hal ini disebabkan kuatnya faktor Hasyim Muzadi dan Khofifah Indar Parawansa. Pengaruh mereka secara secara kultural lebih kuat dari Mahfud MD.
Menurut Ray, Hasyim adalah mantan Ketua Umum PBNU selama dua periode. Wibawa dan ketokohan Hasyim terus terpelihara dengan baik hingga sekarang. Bahkan penerimaan kultural warga NU terhadap Hasyim terlihat tak tergerus sampai sekarang. “Komunikasi beliau dengan basis-basis kiai, ulama dan cendekiawan NU tetap terpelihara dengan baik. Efeknya tentu pada sikap politik warga nahdhiyin".
Saat yang sama, figur Khofifah bagi warga fatayat NU tentu menonjol. Untuk saat ini, Khofifah seperti figur fatayat NU yang terlihat dominan. Di barisan inilah, perempuan (fatayat) warga NU berdiri mengikuti alur pilihan politik Khofifah,” jelasnya.
Ray melihat bahwa Mahfud MD kurang berpengaruh karena memang tak memiliki basis yang berakar di NU. Pintu masuk Mahfud ke lingkungan NU banyak melalui PKB, yang justru saat ini mendukung Jokowi-JK.