Tim Pemenangan Jokowi-JK: 'To Kill or To be Killed'
Selasa , 03 Jun 2014, 20:09 WIB
antara
Seorang perempuan memegang sejumlah poster bergambar capres dan cawapres Pemilu 2014, saat aksi simpati 'STOP KAMPANYE HITAM' saat Car Free Day (CFD) di Taman Bungkul Surabaya, Ahad (1/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pemenangan Jokowi-JK Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono menilai salah satu upaya untuk mengatasi kampanye hitam adalah melawan atau menyerang balik. Karena itu merupakan pertahanan yang baik.

"Pertahanan yang baik itu adalah menyerang, jadi saya setuju kalau ada orang yang mengatakan untuk mengatasi kampanye hitam itu melawan, ya saya setuju dan itu betul," ujarnya di Jakarta, Selasa (3/6).

Menurut dia, kalau kubunya diserang dan kemudian tidak melakukan perlawanan, maka publik akan menilai tudingan itu benar.

"Zaman sekarang itu perang ini sudah habis-habisan. Kalau dihadapkan waktu yang mepet maka segala cara dilakukan karena kalau tidak kita akan 'to kill or to be killed'," kata dia.

Hal senada juga diungkapkan pengamat politik Universitas Indonesia Arbi Sanit.

Menurut dia, kalau ada serangan yang negatif atau hitam kepada salah satu pasangan capres dan cawapres harus dilawan.

Ia menjelaskan kalau ada pihak yang menyerang dan tidak dilawan, maka akan terbentuk opini kalau tuduhan itu benar. 

"Paling tidak kita akan digilas, jadi kampanye ada dua, yaitu kampanye pencitraan, ya itu di zaman normal. Tapi kan kita di dunia ini ada itu tapi nyata-nyatanya masih ada yang buruk, itulah kampanye hitam," kata dia.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar