REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Rully Akbar mengatakan, kehadiran Jusuf Kalla (JK) sebagai cawapres Jokowi menambah dukungan pasangan Jokowi-JK di Indonesia timur, namun mengurangi dukungan pasangan ini di teritori barat.
"Sementara efek JK di teritori tengah, populasi pemilih terbesar (mencapai 60 persen) atau cenderung stabil," ujar Rully Akbar dalam pemaparan hasil survei LSI di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, hadirnya JK menambah dukungan pasangan Jokowi-JK dari 37,66 persen menjadi 42,35 persen di teritori timur. "Sementara hadirnya JK sebagai cawapres Jokowi justru mengurangi dukungan pasangan ini dari 36,12 persen menjadi 32,97 persen di teritori barat," ujar dia.
Sebaliknya, hadirnya Hatta Rajasa sebagai cawapres Prabowo ternyata mampu menaikkan elektabilitas pasangan ini di teritori Barat. "Namun menurunkan elektabilitas pasangan ini di teritori Timur. Elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta naik dari 21,70 persen menjadi 24,61 persen di teritori Barat. Elektabilitas pasangan ini pun turun dari 21 persen menjadi 15,33 persen di teritori timur," kata dia.
Ia mengutarakan secara umum, pasangan Jokowi-JK masih unggul dari pasangan Prabowo-Hatta di ketiga wilayah teritori tersebut. "Di teritori barat, Jokowi-JK memperoleh dukungan sebesar 32,97 persen sementara pasangan Prabowo-Hatta didukung oleh 24,61 persen pemilih," ujar dia.
Di teritori Tengah, elektabilitas Jokowi-JK sebesar 34,23 persen sementara elektabilitas Prabowo-Hatta sebesar 25,92 persen. Di teritori Timur, elektabilitas pasangan Jokowi-JK mencapai 42,35 persen sementara pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan dukungan sebesar 15,33 persen.
Survei nasional diselenggarakan di awal Mei 2014. Total responden 2.400, dengan margin of error sekitar 2 persen. Wawancara dilakukan tatap muka di 33 provinsi dengan metode multistage random sampling, survei dilengkapi riset kualitatif melalui focus group discussion, in depth-interview dan media analisis.