Simpatisan partai Gerindra mengecat tubuhnya saat menghadiri Hari Jadi partai Gerindra di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Ahad (23/3). (Republika/Agung Supriyanto)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kader Partai Gerindra Muhammad Harris Indra menyatakan lebih memilih pasangan Joko Widodo(Jokowi)-Jusuf Kalla ketimbang Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Mengenai 'pembelotan' ini, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Suhardi akan mengklarifikasinya terlebih dulu.
"Nanti saya pelajari karena saya belum tahu. Saya musti tanya orangnya dulu. Apa benar, wong dia dulu pernah jadi aspri (asisten pribadi) saya," kata Suhardi di Rumah Polonia, Jakarta, Rabu (4/6) malam.
Suhardi mengaku belum mengetahui secara langsung pernyataan dari Harris yang memberikan dukungan pada Jokowi.
Dalam situs resmi partai, Harris tercatat sebagai Ketua DPP Bidang Pertahanan. Saat ditanya mengenai status Harris saat ini, Suhardi mengatakan, harus mengeceknya kembali. "Tidak tahu jabatannya apa yah. Karena pernah dicoret itu, terus dimasukkan lagi. Jadi benar-benar dicoret, dia protes, dimasukkan (kembali)," kata Suhardi.
Mengenai informasi Harris sebagai salah satu pendiri Partai Gerindra, Suhardi pun perlu mengecekanya kembali. "Dia masuk pendiri gak yah. Yang jelas pada waktu ini mendirikan, dia memang jadi aspri saya," ujar dia.
Suhardi mengatakan, akan mengklarifikasi mengenai sikap politik Suhardi. Menurut dia, ada mekanisme majelis etik jika terjadi situasi seperti ini. "Kita tanya dulu, ada majelis etik. Di sidang benar gak, saksinya siapa. Cabut saja KTA (Kartu Tanda Anggota)-nya kalau memang didapati ada kesalahan berat," kata dia.