REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi PDI Perjuangan, Pramono Anung menilai informasi pertemuan antara politisi PDI Perjuangan sekaligus ketua Tim Bidang Hukum Pemenangan Jokowi-JK Trimedya Panjaitan dengan perwira tinggi Polri aktif, Komjenpol Budi Gunawan tidak perlu dibesar-besarkan. Sebab menurut Pramono pertemuan keduanya dilakukan secara terbuka.
"Pertemuannya dilakukan di ruang terbuka rumah makan. Pasti tidak ada apa-apanya," kata Pramono kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (9/6).
Pramono menyatakan dirinya juga pernah bertemu dengan Budi saat pemakaman Taufik Kiemas maupun haul setahun wafatnya Taufik Kiemas di kediaman Megawati Soekarnoutri, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat Ahad (8/6) malam. "itu kita tidak membicarakan apa pun," ujarnya.
Pertemuan Trimedya dengan Budi patut dicurigai apabila dilakukan secara tertutup. Sebab menurut Pramono bisa saja pertemuan bertujuan menggerakan organ TNI/Polri aktif mendukung salah satu pasangan capres-cawapres. "Kalau pertemuan makan masa tidak boleh," katanya.
Wakil Ketua DPR ini melihat adanya upaya politisasi dari pertemuan Trimedya dengan Budi. Politisasi dilakukan untuk mengalihkan isu penggerakan bintara pembina desa (Babinsa) yang sudah ramai diberitakan media massa. "Dan ini terlalu dicari-cari," ujarnya.
Trimedya Panjaitan saat ini menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Hukum PDI Perjuangan. Sementara Budi menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol).