Didoakan Menang Pilpres, Jokowi Dihadiahi Pisau Ksatria
Selasa , 10 Jun 2014, 13:58 WIB
antara
Pedagang melintas di barisan becak bergambar Capres Joko Widodo, di Jl Prabu Siliwangi, Pamulang,Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (7/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE -- Capres Joko Widodo (Jokowi) menengok kondisi pengungsian korban erupsi Gunung Sinabung di Masjid Agung Kabanjahe, Sumatra Utara, Selasa (10/6). Sebagai bentuk penghormatan pada Jokowi, warga setempat menghadiahi pisau tumbuk lado pada capres dengan nomor urut dua tersebut.

Bagi masyarakat Kabanjahe, pisau tumbuk lado merupakan lambang ksatriaan. Pisau tersebut kemudian dipasangkan di pinggang Jokowi dengan harapan memenang pilpres. "Ini saya pasangkan di pinggang bapak sebentar, nanti boleh diambil lagi," kata tokoh adat setempat.

Jokowi datang ke lokasi pengungsian untuk mengecek kondisi korban Sinabung yang telah sembilan bulan meninggalkan rumah mereka. Setelah melihat kondisi pengungsian, Jokowi menyimpulkan, pemerintah pusat harusnya segera mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

Jokowi lantas menjelaskan, masih ada 15.800 warga yang tinggal di posko pengungsian yang tersebar di Kabanjahe. Pemerintah pusat dianggap sudah mencarikan lokasi untuk relokasi para pengungsi tersebut. Namun, entah kenapa relokasi itu tak juga dilakukan.

"Ini persoalan yang mudah kalau ada kemauan. Karena lokasi sudah ada, tinggal dilakukan. Warga juga sudah mau. Saya kira kecepatan penyelesaian ini yang ditunggu pengungsi," ujar gubernur DKI Jakarta nonaktif tersebut.

Namun, ada insiden kecil terjadi di tengah kunjungan Jokowi di Masjid Agung Kabanjahe. Sebuah dipan kayu, atau biasa disebut bale-bale, yang berada di teras masjid ambruk. Bale-bale itu ambruk lantaran tak kuat menahan beban orang-orang yang berdiri di atas bangku kayu itu demi bisa melihat sosok Jokowi. 

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Halimatus Sa'diyah
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar