KAMMI Keluarkan Sembilan Kriteria Capres Yang Wajib Dipilih
Selasa , 10 Jun 2014, 14:49 WIB
istimewa
kammi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Andriyana, menilai kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres/cawapres) masih belum memperlihatkan usaha serius untuk memberantas korupsi. KAMMI meminta agar pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla bisa lebih bersikap tegas untuk memberangus penyakit kronis bangsa ini.

''Pendalaman visi dan misi serta debat pertama semalam, KAMMI menilai belum terlihat kesungguhan dan kedalaman gagasan kedua kandidat untuk serius dalam menjamin terwujudnya demokrasi yang bermartabat, penegakan hukum, hingga problem desentralisasi dan otonomi daerah yang terlihat gaduh,'' kata Andriyana dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Selasa (10/6).

Namun demikian merujuk hasil rapat pimpinan nasional KAMMI yang berakhir pada 8 Juni silam di Jakarta, Andriyana mendesak agar dua pasang capres/cawapres bisa bersikap lebih tegas lagi. Sebagai bentuk solusi, KAMMI juga menyodorkan sembilan resolusi kriteria presiden harapan rakyat.

Kesembilan kriteria tersebut adalah pemimpin terpilih harus pro pada kepentingan umat Islam, berani menolak intervensi asing, bersih dari korupsi, memperhatikan kepentingan dan aspirasi daerah, memiliki visi, misi, dan program yang terukur.

Kriteria lainnya, seperti dipaparkan Andriyana adalah presiden ke depan harus memiliki wawasan kebangsaan, menjamin ketahanan dan keamanan nasional, menjamin kedaulatan energi dan pertambangan nasional, serta mampu untuk mewujudkan jaminan Pendidikan Nasional (Jamdiknas).

''Kriteria ini didasarkan atas kompleksitas masalah yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia. Oleh karenanya butuh sosok yang mampu menangani berbagai persoalan secara komprehensif dan terukur,'' ujar Andriyana.

  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar