Cawapres Hatta Rajasa (tengah) menyaksikan deklarasi dukungan jamaah Rifa'iyah kepada pasangan Capres Prabowo-Hatta bertepatan dengan peringatan haul Pahlawan Nasional Ahmad Rifa'i di Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (12/6).
REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Cawapres Hatta Rajasa meminta seluruh elemen bangsa untuk tidak membeda-bedakan antara pendidikan yang diberikan di sekolah formal dan pondok pesantren.
"Jangan membeda-bedakan pendidikan di pondok pesantren dan pendidikan formal, sehingga tidak boleh ada diskriminasi," paparnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (13/6).
Hatta menegaskan, pondok pesantren tetap dibutuhkan dan masih relevan dengan kehidupan saat ini. Karena memiliki sistem sosial, intelektual, dan spriritual. Apabila menjadi satu, maka akan membangun manusia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, dan berilmu pengetahuan.
Menurutnya, membangun sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang penting dilakukan. Yaitu, untuk menciptakan manusia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, beradab, dan berkemampuan intelektual. Karenanya, ia berkomitmen membuat program agar pengembangan SDM menjadi sumber utama bagi kemajuan bangsa.
"Membangun SDM harus sungguh-sungguh dan apabila rakyat memberi mandat maka pembangunan SDM melalui pendidikan 12 tahun harus dibiayai negara," tegasnya.
Menurut dia, tidak boleh ada anak Indonesia yang tidak sekolah. Sehingga negara harus memberikan kesempatan bagi warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.