REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Victor Silaen berpendapat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bisa mempertanyakan ucapan capres Prabowo Subianto yang mengajak rakyat tidak memilih para maling.
"Penting dikritisi dari kampanye Prabowo adalah yang mengatakan pihak lawan sebagai maling. Bawaslu harus memanggil Prabowo untuk mempertanggungjawabkan pernyataannya itu," kata Victor di Jakarta, Jumat (13/6).
Dalam kesempatan kampanye di Solo beberapa waktu lalu, Prabowo mengajak warga memilih nomor urut satu (Prabowo Subianto-Hatta Rajasa), agar tidak dipimpin para maling. Prabowo tidak menyebut spesifik kepada siapa tudingannya itu , namun karena hanya terdapat dua pasang capres-cawapres dalam Pilpres 2014, maka pernyataannya itu pun menuai spekulasi ditujukan kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Victor mengatakan Prabowo patut membuktikan bahwa pihak lawannya betul-betul pantas disebut maling. Jika tidak hal itu bisa termasuk pelanggaran etika dalam berkampanye.
Victor juga menilai pidato Prabowo di Rumah Polonia, Jakarta Timur, 10 Juni lalu, yang menyarankan agar rakyat menerima uang politik menjelang Pilpres 9 Juli mendatang patut disesalkan. Sebab, kata dia, Prabowo sebagai calon presiden bagi seluruh rakyat Indonesia seharusnya memberikan teladan dengan mengimbau masyarakat menolak semua politik uang.