Timses Bantah Jokowi Ngeles Bila Ditanya BBM
Senin , 16 Jun 2014, 18:55 WIB
Republika
Jokowi dan Prabowo

REPUBLIKA.CO.ID,ASURUAN -- Tim pemenangan pasangan calon Jokowi-JK membantah kalau dinilai takut membahas masalah subsidi BBM dalam debat capres Ahad (15/6) malam kemarin. Mereka justru mengklaim sangat menguasai materi tersebut kalau moderator mengarahkan perdebatan ke arah sana.

Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK dari Partai Nasdem, Sugeng Suparwoto mengatakan, tidak ada dorongan dari tim terhadap moderator atau Jokowi agar menghindari pertanyaan subsidi BBM. Kalau memang ada hal yang hendak dipersoalkan menyangkut BBM, kubunya justru menguasai program.

"Sebab, ada JK yang berpengalaman dalam mensubsidikan minyak ke gas. Konsep kita serupa yakni mengalihkan BBM yang selama ini konsumtif menjadi keperluan produktif," kata Sugeng saat mengunjungi pondok pesantren Sidogiri, Pasuruan, Senin (16/6).

Ia meyakini, subsidi memang belum menjadi pembahasan yang perlu diangkat karena debat kemarin menyangkut masalah ekonomi secara keseluruhan. Menurutnya, kalau pembahasan terkait APBN, masalah subsidi pasti akan dipertanyakan secara mendalam.

Menurut dia, APBN itu terkait pengeluaran rutin, salah satunya adalah subsidi. Selama ini, Pemerintah menganggarkan Rp 370 triliun untuk keperluan BBM, yang dinilai tidak tepat sasaran. Sebab, mereka yang menikmatinya adalah orang-orang mampu.

"Kami tidak akan mencabut subsidi, hanya mengalihkan untuk keperluan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur," ujar dia.

Namun, berapa anggaran yang akan dialokasikan, ia tak bisa menyebutkannya sekarang. Sebab, perlu perhitungan dana untuk kebutuhan tersebut. Upaya yang dilakukan juga bukan berarti mencabut subsidi, hanya mengalihkannya kepada warga tak mampu secara langsung.

Selain itu, mereka juga tak akan melakukan langkah pengalihan itu sebelum ada subtitusi yang dapat menjadi opsi masyarakat. Artinya, Pemerintahan Jokowi-JK ke depan harus menyiapkan terlebih dahulu konversi BBM ke gas, barulah konsep tersebut dapat berjalan.

"Jadi warga punya opsi, kalau mereka mau pakai BBM, harganya cenderung naik karena telah kita alokasikan ke hal lain, namun ada gas sebagai gantinya," kata Sugeng.

Redaktur : Taufik Rachman
Reporter : Andi Ikhbal
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar