Pandangan Industri Kreatif Soal Debat Prabowo Vs Jokowi
Rabu , 18 Jun 2014, 11:14 WIB
Aditya Pradana Putra/Republika
Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia seharusnya bisa mengambangkan industri kreatifnya hingga mendunia. Bukan malah menjadikannya pasar. 

Direktur Indeks Digital, Jimmi Kembaren mengatakan, untuk industri kreatif, Prabowo Subianto sudah memberikan contoh yang tepat bagaimana kelak pelaku industri ini bisa mendunia.  

Dalam acara debat kedua, Prabowo dianggap memberikan contoh. Yaitu melalui anak tunggalnya Didit Hediprasetyo Prabowo yang merupakan desainer lulusan Paris dan karyanya banyak dipakai di Prancis dan Amerika Serikat.  

Diketahui rancangan terbaru Didit yaitu gaun musim semi dan musim panas telah dipamerkan di situs fesyen ternama bersama deretan desainer kelas dunia lainnya. Prestasi lain yang diraih Didit Prabowo adalah menjadi perancang desain interior dan eksterior BMW Individual 7 Series yang hanya diproduksi lima unit.

Bersama Karl Lagerfeld, ia menjadi satu-satunya perancang Asia yang berkolaborasi perusahaan mewah dunia tersebut. "Ini yang harusnya terjadi. Industri kreatif Indonesia bisa berkembang menjadi pelaku. bukan menjadi pasar industri kreatif dari bangsa asing," kata Jimmi.

Sebaliknya, ujar dia, Joko Widodo (Jokowi) tidak memiliki pemahaman terhadap industri kreatif. Itu kenapa Jokowi menawarkan agar Twitter berinvestasi di Indonesia. "Kalau persepsi Jokowi seperti itu, sama saja dengan menyediakan pasar bagi industri kreatif  asing," kata Jimmi. 

Menurutnya, pelaku industri kreatif atau tim kreatifnya jumlah masih sedikit. Karenanya, jika Twitter buka kantor di Indonesia, maka hanya menyerap sedikit tenaga kerja. Selebihnya Indonesia jadi pasar yang empuk bagi Twitter. 

Karenanya, ia menilai, usulan Jokowi terkait pemahaman industri kreatif masih belum matang. Sebab seharusnya Indonesia memiliki kemampuan untuk mengembangkan perangkat sosial media yang sama. Namun, harus mendapatkan dukungan, khususnya perlindungan. Sebab akan sulit bagi pengembang sejenis untuk bersaing dengan Twitter dengan modal yang sangat besar.  

"Jika Jokowi paham konsep industri kreatif, harusnya dia mendorong lebih banyak karya orang Indonesia  berstandar tinggi sehingga disukai orang Indonesia sendiri dan mancanegara,"katanya. 

"Harusnya dia mempercepat dan mempermudah kesempatan bagi karya kreatif orang Indonesia sendiri. Bukan malah jadi marketing Twitter," katanya.

Redaktur : Mansyur Faqih
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar