Jusuf Kalla berfoto dengan para TKI usai pertemuan di Malang, Jawa Timur, Selasa (17/6).
REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Cawapres nomor urut 2, Jusuf Kalla (JK) mengkhawatirkan timbulnya konflik horizontal antarsimpatisan pendukung lantaran maraknya kampanye hitam. Ia mendorong kompetisi pilpres berlangsung sportif tanpa tudingan terkait SARA.
JK merasa sangat dirugikan dengan munculnya Obor Rakyat. Apalagi isu yang diangkat tak berdasar fakta sehingga bisa disebut sebagai upaya black campaign. Akibatnya, kedua tim pasangan calon harus mengantisipasi potensi konflik kalau masalah ini terus bergulir.
"Ini sangat berbahaya karena menyangkut persoalan fitnah. Kondisi ini bisa menyababkan perkelahian nantinya," kata JK kepada Republika di Bangkalan, Madura, Rabu (18/6).
Ia pun menyerahkan persoalan tudingan media itu ke kepolisian untuk segera diusut. Meski pun ia enggan berspekulasi mengenai keterlibatan tim Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Ia hanya yakin kalau ada oknum kelas kakap yang siap mendanai kepentingan tersebut.
Menurutnya, kalau Jokowi-JK merasa dirugikan, berarti kelompok lainnya pasti diuntungkan. JK tak menepis kalau lawan berhasil mendapatkan peluang lewat tudingan itu. Namun ia meminta persaingan ini lebih bersifat sportif tanpa harus menyerang dengan isu bohong.
"Memang tidak menutup kemungkinan kalau lawan kami ini yang punya kepentingan di balik pemberitaan media Obor Rakyat itu. Sebab, kami drugikan, dan mereka lah yang untung," ujar dia.