Untuk Industri Kreatif, Jokowi Ingin Cirebon dan Bandung Berintegrasi
Rabu , 18 Jun 2014, 17:34 WIB
antara
Joko Widodo (kiri) berinteraksi dengan seorang warga ketika berkampanye di hadapan para pendukung dan relawan di Lapangan GOR Majalengka, Jawa Barat, Rabu (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Usai berbelanja di Toko Pesona Batik di Pasar Trusmi, Joko Widodo (Jokowi) berbicara mengenai industri ekonomi kreatif. Dikatakan, industri ekonomi kreatif seperti batik harus dikaitkan dengan pariwisata. 

Cirebon, kata dia, memiliki potensi industri kreatif di bidang batik yang telah lama menjadi warisan budaya tersebut. Namun sayangnya, industri batik asal Kota Udang itu belum banyak dikatikan dengan pariwisata.

"Menurut saya mesti ada integrasi antara Cirebon dengan Bandung. Karena secara brand, Bandung lebih unggul," ucap capres yang mengaku penggemar batik tersebut, Rabu (18/6).

Integrasi yang Jokowi maksud yakni mendorong wisatawan dari Bandung agar melanjutkan perjalanan wisatanya ke Cirebon untuk mengunjungi sentra batik. "Sehingga industri batik akan makin berkembang kalau sering dikunjungi. Produksi makin bagus," ucapnya.

Agar makin berkembang, lanjut Jokowi, hal lain yang harus dilakukan yakni memodernisasi batik. Artinya, pengrajin harus mengembangkan pola, desain, dan pengemasan batik agar nampak makin menarik.

Jokowi lantas memuji Toko Pesona Batik yang dikunjunginya. Toko yang memiliki luas 120 meter tersebut didesain dengan nuansa tradisional. Batik-batik dipajang dan ditata sedemikian rupa sehingga menarik.

"Industri pariwisata harus kita garap secara maksimal, karena itu kekuatan kita," kata mantan wali kota Solo tersebut.

Jokowi menilai, industri pariwisata Indonesia selama ini kurang berkembang karena pemerintah tak berani melakukan promosi secara besar-besaran. Padahal pemerintah harus berani melakukan promosi besar untuk mendapatkan hasil yang besar pula.

Dia mencontohkan, Indonesia dalam setahun baru dapat menyedot tujuh juta wisatawan. Sementara negara tetangga mampu menarik 28 juta turis. "Padahal potensi kita mungkin 100 kali lipat dari yang mereka punya," ujar pria kelahiran 1961 tersebut.

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Halimatus Sa'diyah
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar