Para petani tebu mengacungkan dua jari usai dialog dengan Cawapres Jusuf Kalla di Jember, Jawa Timur (17/6).
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Calon wakil presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa isu "kabinet" Jokowi-JK yang beredar di sejumlah media massa merupakan fitnah.
"Kami sudah sepakat untuk mendukung tanpa syarat, karena itu kalau ada isu 'kabinet' itu fitnah," katanya di hadapan ribuan kader GP Ansor se-Jatim di Gelora Pantjasila Surabaya, Rabu (18/6) malam.
Dalam peluncuran "Gerakan Indonesia Mengaji" yang dihadiri Ketua Umum PP GP Ansor H Nusron Wahid itu, ia mengatakan dirinya dan Jokowi serta parpol pendukung sudah sepakat untuk tidak transaksional.
"Kami justru memikirkan untuk menjawab tantangan ke depan, yakni bagaimana bangsa ini lebih maju, sejahtera dan dihargai, karena itu kami berdua siap bekerja keras," katanya.
Dalam peluncuran "Gerakan Indonesia Mengaji" dengan tema "Revolusi Mental berbasis Ahlussunnah wal Jamaah" itu, Ketua PW GP Ansor Jatim Tri Budi menitipkan gerakan itu kepada JK bila terpilih.
Di hadapan JK, ia menyampaikan deklarasi yang berisi perlunya pemerintah mendorong gerakan penempatan guru-guru mengaji dan melarang tayangan televisi pada jam mengaji pukul 17.00-19.00 WIB.
"Saya paham betul tradisi yang ada di NU, termasuk Ansor, karena saya semasa muda juga pernah aktif dalam Pandu Ansor. Jadi, saya tahu peran Ansor pada masa lalu dan sekarang," kata JK saat merespons.
Sebelumnya, beredar susunan kabinet bayangan Joko Widodo-Jusuf Kalla di dunia maya. Beberapa tokoh yang menjadi pendukung pasangan nomor urut 2 itu pun masuk dalam posisi kabinet bayangan tersebut, seperti Surya Paloh menjadi Menkominfo, Faisal Basri menjadi Menkoperekonomian, hingga Hendropriyono yang akan menjadi Menkopolkam.