Prabowo Subianto menyapa warga saat mengunjungi Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (20/6).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasehat tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa Jawa Tengah, Suryo Prabowo menanganggap pilpres sebagai medan perang. Yaitu, perang untuk merebut hati rakyat agar.
"Lawan sudah panik sehingga bertindak brutal. Menakuti rakyat, menghalalkan segala cara untuk menang. Tim pemenangan Prabowo-Hatta tidak perlu merespons. Tetap tenang, dengan santun dekati rakyat, rebut hati mereka. Karena ini peperangan merebut hati rakyat. Ajak mereka memilih capres nomor 1, Prabowo Subianto," katanya di hadapan tim pemenangan Prabowo-Hatta di Cilacap dan di Laskar Satria Bangkit, Sukaraja, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (20/6).
Menurutnya, pilpres memang semakin dekat. Namun, masih banyak masyarakat yang ragu dalam menentukan capres-cawapres pilihan. Keraguan itu karena tidak mengenal dengan kontestan yang ada.
Namun, katanya, banyak juga rakyat yang ragu atau takut memilih karena intimidasi. Kelompok ini yang dikatakan bisa diyakinkan dengan sosok Prabowo.
Karena, lanjutnya, Prabowo bukan sosok seperti orang kebanyakan. Ia dilahirkan dengan kemampuan yang luar biasa dan teruji dalam setiap tugas serta penderitaan seberat apa pun.
"Bayangkan saja, dia mampu bangkit dan menjadi lebih gagah meski berulang kali difitnah dan dibunuh karakternya oleh lawan politiknya. Karenanya, hanya Prabowo yang bisa membawa Indonesia bangkit menjadi Macan Asia. Dia sudah terbiasa dipojokkan menjadi terpuruk tetapi mampu bangkit. Karena itu dia sangat mengerti jalan keluar menjadikan Indonesia bangkit," ujarnya.
Menurut Suryo, saat ini Prabowo kembali diserang oleh seniornya. Namun seperti biasanya, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu bisa bertahan dan malah akan menjadi lebih kuat lagi. "Prabowo itu tipe ksatria. Dia ditanduk tidak remuk, ditendang malah menang. Semakin digencet dan difitnah, kemenangan semakin dekat," paparnya.
Suryo juga meminta tim pemenangan di Jawa Tengah untuk menyampaikan pada rakyat mengenai Prabowo. Yaitu, bahwa Prabowo memang bukan wong cilik. Melainkan, orang yang mengerti wong cilik.
"Prabowo lahir dari keluarga berada tetapi memilih menjadi tentara karena cintanya pada Indonesia. Sebagai mantan tentara rakyat, Prabowo dekat dengan kehidupan rakyat. Tapi dia tidak licik dengan berpura-pura menderita seperti rakyat. Penderitaan rakyat harus ditumpas bukan dijadikan tontonan. Ini waktunya Indonesia bangkit, maka ajak hadirin untuk pasangan nomor 1 Prabowo-Hatta," jelasnya.