REPUBLIKA.CO.ID, CIKINI -- Mendekati pemilihan presiden 9 Juli mendatang, perang opini di media sosial makin marak. Dalam sebuah acara diskusi yang dihadiri tim suskes Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, kedua tim sukses sepakat bahwa perang media yang ada saat ini adalah kemeriahan kampanye, bukan persaingan antar kedua kubu.
"Yang ada sekarang jangan disebut persaingan, tapi forum diskusi di dunia maya. Sosial media hanya sebagai referensi saja. Jangan lantas ada kabar yang belum tentu kebenarannya terus disebar," ujar Noudhy Valdryno selaku tim sukses Prabowo-Hatta.
Dia menjelaskan, timnya akan terus berupaya membantu masyarakat dalam memeroleh informasi yang benar terkait pilpres ini.
Hal senada juga disampaikan oleh Kartika Djoemadi selaku tim sukses Jokowi-JK. "Sebetulnya media sosial itu hanya tool saja. Yang terpenting adalah door to door. Kita turun ke lapangan. Media sosial hanya sebagai sarana untuk mengimplikasikan pesan kami ke masayarakat," jelasnya.
Kartika mengaku, tim sukses Jokowi-JK akan selalu menanamkan kepada relawan untuk meng-counter kampanye negatif dengan data yang ada. "Kami tekankan untuk bermain dengan data," tambahnya.
Diskusi publik ini mengundang pula pakar branding, Yuswo Hadhy. Diskusi ini bertemakan "Perang Media" berkaitan dengan maraknya saling serang antara relawan dua kubu capres menghadapi pilpres mendatang.