REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Joko Widodo (Jokowi) soal Indosat dinilai tidak tepat. Keseriusan Jokowi agar pemerintah menjadi pemilik saham dominan di Indosat juga dipertanyakan. Karena harga perusahaan operator telekomunikasi itu sudah melambung tinggi
Direktur Kebijakan dan Strategis Tim Prabowo-Hatta, Dradjad Wibowo menyatakan, pernyataan membeli kembali Indosat tidak masuk akal. "Harganya semakin tinggi akan membuat pemerintah sulit membeli kembali," jelasnya, saat dihubungi, Senin (23/6).
Saat ini, kata dia, harganya sudah empat kali lipat. "Bagaimana mau buyback?" jelasnya.
Ia menjelaskan, harga akan semakin ditinggikan karena Indonesia sudah berniat akan membeli kembali. Prinsipnya, tidak bisa dijual lalu nanti dibeli lagi. "Tidak boleh seperti itu," ucap ekonom yang juga waketum PAN itu.
Saat ini, jelasnya, pemerintah Indonesia memegang 14,29 persensaham Indosat. Sedangkan mayoritasnya dikuasai Ooredoo Asia Pte Ltd sebanyak 65 persen. Sisanya sekitar 20,71 persen beredar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Wacana membeli kembali saham Indosat disampaikan Jokowi saat menjawab pertanyaan Prabowo soal drone. Menurut Prabowo, niat Jokowi membuat drone dengan sistem IT yang kuat membutuhkan perangkat satelit yang canggih.
Indonesia sebenarnya sudah memiliki itu dengan bantuan operator indosat. Sayangnya, Indosat sudah diswastakan sehingga bukan lagi menjadi BUMN.