REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ruhut Sitompul resmi mendeklarasikan dukungannya terhadap pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Manuver Ruhut ini dinilai justru menguntungkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Hal itu lantaran persepsi buruk masyarakat terhadap sosok juru bicara Partai Demokrat itu.
"Prabowo-Hatta justru diuntungkan dengan bergabungnya Ruhut ke Jokowi-JK," kata pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Syarwi Chaniago kepada RoL, Selasa (24/6).
Menurut Pangi, masyarakat melihat Ruhut sebagai sosok yang inkonsisten dalam bersikap. Inkonsistensi Ruhut inilah yang membuat masyarakat justru menjadi tidak suka. Hal itu diyakini akan berpengaruh terhadap pemilih khususnya swing votters. Bisa jadi pemilih yang masih mengambang ini akan melabuhkan pilihannya ke Prabowo-Hatta karena adanya Ruhut di Jokowi-JK.
Seperti diketahui, Ruhut Sitompul telah menyatakan dukungannya pada Jokowi-JK. Ruhut menilai pasangan Jokowi-JK lebih santun dalam berpolitik sehingga ia memutuskan untuk berbalik arah mendukung calon urut nomor dua tersebut.
Di sisi lain, kata Ruhut, kubu Prabowo-Hatta justru rajin mengkritik pemerintahan SBY dengan menyebut banyaknya kebocoran anggaran. Padahal, kata dia, Prabowo-Hatta di hadapan ratusan pengurus Demokrat sudah berjanji akan meneruskan program SBY.
"Aku ini kritis, melihat mereka tidak konsisten. Mereka ini kan didukung partai koalisi pemerintahan sekarang, tapi malah nyerang kita dengan sebut 'bocor, bocor'. Seharusnya, dia berkaca dan tanya dulu ke Pak Hatta bagaimana," ujarnya.