Jokowi Akan Bangun Techno Park di Setiap Kota
Ahad , 29 Jun 2014, 19:46 WIB
GooglePlay
Game Jokowi GO!

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla, bakal membangun techno park di setiap kota di Indonesia. Hal itu untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Tim sukses Jokowi-JK, Arif Budimanta, mengatakan pihaknya bakal meningkatkan daya saing SDM melalui pengembangan Techno Park  yang merupakan sebuah omzet. Menurutnya, techno park punya tiga fungsi yakni sebagai sarana pendidikan, sebagai balai latihan kerja dan tempat untuk mengembangkan kewirausahaan. Techno park juga memuat tiga unsur yang saling bersinergi antara swasta, pemerintah dan masyarakat.

“Ya, nantinya setiap kota akan dibangun.  Sehingga setiap kota punya techno park yang dikembangkan sesuai keunggulan dan potensi masing-masing,” kata Arif saat dihubungi Republika, Ahad (29/6).

Misalnya, ia menyontohkan, Sumatra Utara mengembangkan di bidang perkebunan karet dan kelapa sawit. Kemudian Jawa Barat dan Jawa Tengah mengembangkan di bidang tanaman pangan dan advance technology. Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) di bidang peternakan sapi. Di Indonesia bagian timur bisa mengembangkan bidang kemaritiman. Sehingga setiap daerah berkembang sesuai potensinya

Selain itu, pihaknya bakal mengembangkan sertifikat kompetensi yang mutual recognized atau diakui antarnegara di ASEAN. Misalnya sertifikat akuntan bagi profesi akuntan. Sehingga saat WNI bekerja di Singapura, Malaysia atau Thailand ada pengakuan atau kesetaraan.

Selanjutnya, di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pihaknya akan meningkatkan dana research sehingga dapat menyamai negara-negara seperti Malaysia dan Thailand. Diharapkan Indonesia bisa berada di peringkat atas.

“Targetnya bisa mencapai 1 persen produk domestic bruto (PDB). Kalau saat ini dana research mencapai Rp 45 triliun sampai Rp 50 triliun. Kalau PDB Rp 10.000 triliun itu baru 0,5-0,8 persen jadi kecil sekali,” kata Arif.

Dana IPTEK tersebut akan dikembangkan di sektor prioritas nasional. Seperti sektor pangan, misalnya untuk menemukan benih-benih unggul, pupuk, maupun teknologi pascapanen seperti mesin penggiling padi. Nantinya 60 persen dana research akan diprioritaskan untuk menjawab kepentingan problem seperti energi dan  infrastruktur.

Kemudian 40 persen untuk advance technology atau teknologi masa depan seperti pengembangan sumber daya alam terbarukan, nano technology, bio technology, maupun keanekaragaman hayati untuk bio medicine.

Redaktur : Bilal Ramadhan
Reporter : c87
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar