Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Jenderal (purn) Pramono Edhie Wibowo.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo mengaku prihatin dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang golput alias tidak mau menggunakan hak pilihnya.
Ia mengingatkan pentingnya menggunakan hak pilih dalam menentukan masa depan bangsa. "Anda bisa ikut menentukan nasib bangsa ini melalui hak pilih yang anda miliki. Makanya hak pilih tersebut jangan disia-siakan,” kata Edhie, Kamis (16/1).
Adik Ibu Negara Ani Yudhoyono itu menilai, ikut memberikan suara dalam pemilu dinilai sebagai usaha yang baik karena menunjukkan kepedulian terhadap masa depan bangsa ini.
Ia juga mengimbau publik agar cerdas dalam mengenali karakter setiap capres karena pada saat ini kemudahan mendapatkan informasi melalui berbagai media massa dapat memudahkan calon pemilih menilai seorang capres.
"Harus memiliki rasa optimis dalam pemilu, gali informasi sebanyak mungkin dan kenali capres dengan baik. Rasanya masih banyak orang baik dan berkualitas yang peduli terhadap bangsa ini, pantas dipilih,” ujar Edhie.
Saat ini, terang Edhie, jumlah golput meningkat tajam yakni mencapai 35%-40%. Hal ini masih merupakan trend dari pemilu di masa lalu. Sejak Pemilu 1999 angka golput sudah mencapai di kisaran 10,21%, Pemilu 2004 naik menjadi 23,34%, dan Pemilu 2009 naik lagi menjadi 29,01%.
Bandingkan dengan angka golput pada pemilu era Orde Lama dan Orde Baru (1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997) yang tak pernah lebih dari 10%. "Naiknya angka golput ini memprihatinkan," kata Edhie.