Home >> >>
Pramono Edhie: Naiknya Golput Memprihatinkan
Kamis , 16 Jan 2014, 19:55 WIB
Antara/Reno Esnir
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Jenderal (purn) Pramono Edhie Wibowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo  mengaku  prihatin dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang  golput alias tidak mau  menggunakan hak pilihnya.

Ia mengingatkan pentingnya menggunakan hak pilih dalam menentukan masa depan bangsa. "Anda bisa ikut  menentukan nasib bangsa ini melalui hak pilih yang anda miliki. Makanya hak pilih tersebut jangan disia-siakan,” kata Edhie, Kamis (16/1).

Adik Ibu Negara Ani Yudhoyono itu menilai,  ikut memberikan suara dalam pemilu dinilai sebagai usaha yang baik karena menunjukkan kepedulian terhadap masa depan bangsa ini.

Ia juga mengimbau publik agar cerdas dalam mengenali karakter setiap capres karena pada saat ini kemudahan mendapatkan informasi melalui berbagai media massa dapat memudahkan calon pemilih menilai seorang capres.

"Harus  memiliki rasa optimis dalam pemilu, gali informasi sebanyak mungkin dan kenali capres dengan baik. Rasanya masih banyak orang baik dan berkualitas yang peduli terhadap bangsa ini, pantas dipilih,” ujar Edhie.

Saat ini, terang Edhie, jumlah golput meningkat tajam yakni mencapai 35%-40%. Hal ini masih merupakan trend dari pemilu di masa lalu. Sejak Pemilu 1999 angka golput sudah mencapai di kisaran 10,21%, Pemilu 2004 naik menjadi 23,34%, dan Pemilu 2009 naik lagi menjadi 29,01%. 

Bandingkan dengan angka golput pada pemilu era Orde Lama dan Orde Baru (1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997) yang tak pernah lebih dari 10%. "Naiknya angka golput ini memprihatinkan," kata Edhie.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Dyah Ratna Meta Novia
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar