REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peserta konvensi capres Partai Demokrat Ali Masykur Musa akan mengusung tema toleransi dan melawan korupsi pada debat malam nanti.
"Masih adanya gesekan antaretnis, perilaku politik yang semakin transaksional adalah beberapa tanda belum matangnya reformasi demokrasi kita," ujar Cak Ali, panggilan akrabnya Ali Masykur di Bandung.
Ia menilai, proses reformasi Indonesia yang baru berjalan 15 tahun masih belum matang. "Apalagi pada masa transisi sekarang ini, sebagian komponen bangsa masih mempertontonkan perilaku yang tidak sejalan dengan nafas demokrasi," kata dia.
Antara lain, disebabkan oleh reformasi politik dan pertumbuhan ekonomi yang begitu cepat. Serta diimbangi dengan pemerataan kesejahteraan dan penegakan hukum.
Akibatnya, ujar dia, korupsi menjadi sikap yang mewabah di Indonesia. Terbukti 311 kepala daerah berurusan dengan aparat penegak hukum.
"Untuk mewujudkan demokrasi yang beradab dan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, maka prinsip equality before the law dan penegakan hukum tanpa pandang bulu harus di laksanakan."
Ia menuturkan, dengan cara begitu pembangunan ekonomi yang berkeadilan dalam sistem politik berkeadaban dapat direalisasi.
Ia menilai, Indonesia memiliki bonus toleransi sebagai dasar hidup damai dalam kemajemukan. Ditambah demokrasi yang begitu cepat berkembang dan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,2 persen per tahun.
"Inilah kekuatan Indonesia untuk menjadi negara mercusuar perdamaian dunia. Bonus-bonus tersebut harus kita rawat dan tingkatkan kualitasnya," ujar dia.