Home >> >>
Hayono Bercita-cita Bentuk Petani Muda
Kamis , 06 Feb 2014, 09:45 WIB
Republika/ Tahta Aidilla
Hayono Isman

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peserta Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat Hayono Isman menggulirkan program petani muda melalui ekonomi gotong royong berlandaskan Pancasila.

"Saya akan selesaikan di hulunya dengan mengajak kaum muda untuk menjadi petani karena petani tidak boleh sengsara," kata Hayono pada acara "Debat Bernegara 11 Capres Konvensi Partai Demokrat" di Bandung Jawa Barat, Rabu (5/2) malam.

Hayono mengaku, pernah berbincang dengan sejumlah mahasiswa di daerah untuk membicarakan soal profesi petani. Para mahasiswa tersebut enggan menjadi petani karena dinilai sebagai profesi yang tidak terhormat dan menjanjikan.

"Mereka menganggap petani sulit menjadi kaya," ujar Ketua Umum Perajin Tahu Tempe tersebut.

Namun, Hayono meyakinkan kaum muda mampu mengembangkan profesi petani sebagai pekerjaan terhormat yang dapat menghidupi keluarga.

Ia bercerita bertemu sejumlah pemuda pada suatu daerah di Indonesia yang memiliki tingkat kemiskinan mencapai 30 persen.

Kemudian, pemuda tersebut mampu mengoptimalkan peran distribusi dengan menghilangkan tengkulak.

"Sehingga mampu menekan angka kemiskinan hampir mencapai 0 persen," ungkapnya.

Selain itu, Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu menjelaskan pemerintah Indonesia perlu menghilangkan ketergantungan komoditas pangan impor guna meningkatkan kesejahteraan petani domestik.

Lebih lanjut, Hayono menyatakan ketahanan pangan melalui importir akan berdampak terhadap penghasilan petani di Indonesia.

Anggota Dewan Penasihat Partai Demokrat itu menambahkan optimalisasi sektor pertanian harus didukung infrastruktur jalan yang memadai.

Kerusakan insfrastruktur jalan akan berdampak terhadap distribusi bahan pangan sehingga harga kebutuhan akan meningkat, tutur Hayono.

Redaktur : Julkifli Marbun
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar