REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peserta konvensi capres Partai Demokrat Dahlan Iskan memuji pertumbuhan ekonomi selama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut dia, pencapaian pemerintah selama 10 tahun terakhir tidak bisa disangsikan.
"Orang boleh mencaci maki Pak SBY, orang boleh mengkritik Pak SBY, orang boleh menghinakan Pak SBY, tetapi fakta membuktikan ekonomi di bawah pemerintahan Pak SBY maju luar biasa," kata Dahlan, dalam acara Debat Bernegara Konvensi Capres Partai Demokrat di Hotel Harris, Bandung, Rabu (5/2) malam.
Menurut Dahlan, pemimpin negara ke depan akan memiliki beban untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bisa mencapai rata-rata enam persen. Menteri BUMN ini melihat jalan yang dirintis SBY sudah baik dan harus diteruskan. "Itulah yang melatarbelakangi kenapa saya mau ikut konvensi. Karena saya tidak mau garis yang sudah dilaksanakan Pak SBY ini berbelok-kelok di kemudian hari," ujar dia.
Dahlan tidak memungkiri masih adanya yang perlu diperbaiki dari pemerintahan saat ini. Ia melihat setiap lima tahun sekali Indonesia selalu mengalami gejolak ekonomi meski pertumbuhan tinggi.
Ia mengatakan, nilai tukar rupiah atas dolar melonjak dan neraca perdagangan defisit. Ini terjadi karena meningkatnya kebutuhan masyarakatt kelas menengah yang tidak diimbangi produksi. "Akhirnya kita impor. Segala macam impor," kata dia.
Menurut Dahlan, persoalan itu harus mendapat perhatian serius ke depan. Indonesia tidak boleh lagi bergantung pada produk-produk dari luar. Dahlan menginginkan Indonesia berbuat sebaliknya. "Ke depan kita harus mengurangi impor besar-besaran. Harus ekspor besar-besaran, tidak ada jalan lain," ujar dia.