REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan membantah keputusannya mempertahankan operasional PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) sebagai cara untuk meningkatkan popularitasnya. Apalagi, ia saat ini mengikuti konvensi capres Partai Demokrat.
"Itu kata Anda. Tapi menurut saya tidak. Merpati diputuskan tetap hidup itu sudah sejak dulu. Jauh sebelum saya sebelum jadi menteri. Jadi tidak ada urusan politik atau soal 2014 di sana," kata Dahlan di Jakarta, Kamis (6/2).
Menurut Dahlan, semua orang umumnya meminta Merpati tetap dipertahankan dengan alasan yang beragam. Meski begitu ia pernah berpikiran untuk menutup Merpati. "Kalau tidak bisa dikembangkan dibubarkan saya. Tapi, ternyata keputusannya semua ingin dipertahankan," ujar Dahlan.
Saat ini Merpati dalam kondisi semakin mengenaskan akibat defisit kas perusahaan dan utang mencapai sektar Rp 6,7 triliun. Sejak 1 Februari 2014, Merpati terpaksa menghentikan operasi sejumlah rute penerbangan. Juga harus membayar tunggakan asuransi, membayar uang tiket penumpang, hingga tunggakan biaya gaji karyawan.
Ia menambahkan, saat ini Merpati sedang dalam masa konsolidasi. Diharapkan paling lambat akhir Februari 2014 bisa terbang lagi dengan pola baru dengan mitra kerja sama operasional (KSO).
Untuk menyelamatkan Merpati, manajemen mengundang dua perusahaan mitra KSO sebagai investor, PT Bentang Persada Gemilang dan PT Amagedon Indonesia.
Kedua perusahaan tersebut akan membentuk anak usaha baru bernama PT Merpati Aviation Service untuk selanjutnya menangani bisnis Merpati. "Tentu mitra KSO tidak mau menanggung beban Merpati. Makanya Merpati mencari uang dengan menjual anak perusahaan kepada PPA," ujar Dahlan.