REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat, Anies Baswedan mengkritik keras keputusan Gita Wirjawan yang mengundurkan diri dari jabatan menteri perdagangan.
"Mengelola amanah untuk kepentingan negara harus diletakkan di atas kepentingan pribadi, karena itu saya mengkritik keputusan Gita mundur untuk kepentingan pribadi di konvensi," kata Anies dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.
Hal tersebut disampaikannya dalam debat putaran ketiga Konvensi Partai Demokrat di Bandung. Menurut dia, berhenti dari sebuah amanah untuk kepentingan pribadi tak sepatutnya dilakukan.
Pihaknya juga mengkritik penyelenggara negara yang memanfaatkan jabatannya untuk tampil pada iklan layanan masyarakat.
"Konflik kepentingan terjadi karena Pak Menteri kerap jadi bintang iklan buat kementerian," ujar Anies. Hal itu disinyalir merupakan kritiknya pada Gita Wirjawan yang belum lama ini mengundurkan diri dari posisi menteri dengan alasan konflik kepentingan.
Dalam debat tersebut, pihaknya kembali menegaskan fokusnya pada kualitas pertumbuhan ekonomi. Menurut penggagas Indonesia Mengajar ini, angka pertumbuhan ekonomi memang penting, tapi yang tak kalah penting adalah kualitas pertumbuhannya.
"Kita jangan terjebak hanya pada angka pertumbuhan ekonomi, ide dasarnya adalah aktivitas produktifnya bukan total ekonominya," ucapnya.
Anies menambahkan untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan langkah-langkah strategis seperti relokasi BUMN ke daerah-daerah. "Perbaikan secara serius infrastruktur dan pembangunan infrastruktur baru sampai ke desa-desa," katanya menambahkan.
Pihaknya menekankan perlunya suplai energi yang memadai dan jalan akses di pedesaan demi tercapainya pemerataan pembangunan.
"Kualitas pertumbuhan ekonomi tak bisa dilepaskan dari energi, ini harus menjadi fokus. Suplai energi harus menjangkau seluruh desa. Yang tak kalah penting adalah pembangunan jalan poros desa untuk mempermudah akses di pedesaan," tuturnya.
Selain sektor energi dan infrastruktur, Anies juga menyoroti masalah pertanian yang dinilainya selama ini sering terabaikan. Menurut dia, masalah utama sektor pertanian yakni lahan yang berkurang dan kualitas produksi pertanian. Dia menawarkan beberapa konsep pemecahan di bidang pertanian.
"Kita perlu menyiapkan lumbung untuk suplai pangan dan perbaikan sistem irigasi yang lebih dari satu dekade tak tersentuh," katanya.
Sementara menyoal konsep kepemimpinan nasional, Anies memaparkan perspektif mengenai konsep kepemimpinan nasional. "Kita punya tanggung jawab. Presiden yang berada di tempat amanah tugasnya melunasi janji kemerdekaan," ujarnya.
Ia menawarkan konsep kepemimpinan yang berbeda dengan calon-calon lainnya. Dalam konsep yang diusungnya ini, menurut dia, pemimpin harus mampu menginspirasi dan bergerak bersama menyelesaikan masalah.
"Ini seperti permainan angklung, setiap orang diberi kesempatan memberi satu nada, yang terjadi muncul sebuah harmoni. Seperti orkestra, pemimpin adalah dirigen yang mengajak semua bergerak," tuturnya.
Oleh sebab itu ia berharap pemimpin mampu menjadi teladan dan membuat masyarakat mau bergerak untuk memajukan bangsa.
Dalam debat putaran ketiga di Bandung itu, selain Anies, beberapa calon lainnya yakni Ali Masykur Musa, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan dan Marzuki Alie juga memaparkan visi misi mereka masing-masing.
Setelah digelar di Kota Kembang, debat antarcapres konvensi akan dilanjutkan di Surabaya pada Kamis (13/2).