Home >> >>
Jelang Mukernas PPP, Sejumlah Nama Capres Bermunculan
Jumat , 07 Feb 2014, 13:11 WIB
ANTARA/Widodo S. Jusuf
Pendaftaran partai Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke KPU.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jelang pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Jumat (7/2) beberapa kandidat calon presiden mulai bermunculan di arena Mukernas.

Diantara nama-nama Capres yang mulai muncul tersebut diantaranya, Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan nama lainnya, termasuk Rhoma Irama.

Menanggapi itu, Ketua Umum DPP PPP Suryadharma menilai hal yang biasa munculnya sejumlah nama capres yang akan diusung di mukernas. “Itu biasa dalam setiap muktamar dan juga mukernas ada pihak-pihak yang bermain,” kata Suryadharma di sela-sela acara mukernas, di Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/2).

Suryadharma merasa yakin  mereka yang mengusung nama-nama tersebut hanya berpengaruh dengan ketetapan di mukernas, Namun demikian, ia enggan berkomentar saat ditanya tentang kesiapan dirinya menjadi capres. “Kalau ternyata mukernas tidak mukernas saya sebagai capres, bagaimana ?, karenanya saya tidak terlebih dahulu mengatakan bersedia atau tidak bersedia, tunggu saja keputusan mukernas,” papar Suryadharma.

Suryadharma menegaskan semua keputusan pencapresan akan dibahas di Mukernas. Dan hasil keputusan siapa capresnya nanti, kata dia, tergantung keputusan Mukernas yang akan ditetapkan pada hari terakhir Mukernas pada Ahad (9/2).

Ia mengatakan mukernas ada dua agenda yang akan dibahas soal capres yang akan diusung PPP, juga membahas target perolehan suara PPP pada Pemilu 2014. “PPP mentargetkan pada Pemilu nanti sebesar 12 persen, dan kalau kader partai bekerja keras maka target 15 perolehan suara bisa tercapai,” tutur Suryadharma yang sekarang sedang menjabat menteri agama.


Redaktur : Nidia Zuraya
Reporter : Amri Amrullah
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar