REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kader PDIP, Joko Widodo (Jokowi), diyakini pasti menang jika menjadi capres pada Pemilu tahun ini. Tingkat kepercayaan publik terhadap Gubernur DKI Jakarta ini sangat tinggi.
Meskipun Jokowi dihantam isu banjir yang baru saja terjadi di Jakarta, Mantan Wali Kota Solo ini tetap diyakini mampu menjadi pengganti Presiden SBY. "Jokowi pasti bisa," jelas Peneliti Utama Lembaga Survei Jakarta (LSJ), Saiful Syam, di Jakarta, Kamis (13/2).
Menurutnya, Jokowi jika diusung sebagai capres memiliki dua kekuatan besar. Pertama adalah dirinya sendiri yang dicintai masyarakat. Kinerjanya dalam memaksimalkan pembangunan Jakarta sangat penting. Begitu juga dengan ketegasannya terhadap pegawai negeri di Jakarta. Jika kinerja tidak baik maka akan dipindahtugaskan. "Ini juga jadi pertimbangan," imbuhnya.
Kedua, mesin Parpol PDIP diyakini memiliki elektabilitas tinggi. Dalam survei yang dilakukannya, partai pimpinan Megawati Soekarno Putri ini diyakini mampu meraih hampir 20 persen suara jika pemilu digelar hari ini.
Survei LSJ menunjukkan PDIP memperoleh 19,83 persen. Golkar ada di posisi kedua dengan perolehan suara 17,74 persen. Selanjutnya disusul Nasdem 6,94 persen, Hanura 6,85 persen, dan Demokrat 6,12 persen. Survei dilakukan pada 12-26 Januari 2014 di 33 propinsi. Sampel sebanyak 1.240 responden dengan teknik multistage random sampling. Ambang kesalahan survei ini adalah 2,8 persen dengan level of confidence 95 persen.
Saiful menyatakan jargon wong cilik PDIP masih mampu menarik simpati. Ini nantinya akan menarik perhatian masyarakat sehingga mereka menjatuhkan hak pilihnya kepada PDIP. Selain itu, PDIP dinilai sebagai partai yang bersih dari korupsi.